Senin, 05 Agustus 2013

Bahaya Pemandabgan Pantat Bagi Pengendara Roda Dua dan Empat

Bahaya Pemandangan Pantat
Bagi Pengendara Roda Dua dan Empat

Sering kali dalam perjalanan kita menjumpai seorang perempuan yang duduk mengangkang, membiarkan pemandangan pantatnya terlihat. Baik di jalan raya propinsi maupun kabupaten, di kota dan desa. Tidak jarang pula pantatnya tanpa dilengkapi celana dalam, membuat belahan garisnya terlihat gamblang. Sebuah fenomena sosial yang lagi marak  belakangan. Bagi pengguna jalan raya, khususnya laki-laki, tentulah pemandangan ini mengganggu konsentrasi dan membahayakan. Bisa-bisa berakibat fatal kecelakaan kalau sampai dia terlena keasyikan melihat dan membayangkan.
Bapak polisi sebaiknya memberi tindakan tegas dari menegur sampai menilang kepada pengendara kendaraan yang memperlihatkan pantat, demi keselamatan bersama. Jangan hanya di diamkan karena akan menjadi budaya: duduk mengangkang sembari memamerkan pantat. Juga mengingatkan kalau memilih celana jean jangan pilih yang sizenya besar. Jangan sampai kelonggaran supaya tidak menganga terbuka saat dikenakan duduk mengangkang!
Lebih arif, terutama di Bulan Ramadan ini dan mudik sebentar lagi, seorang perempuan  memakai busana yang bermartabat dan menghindari mempertontonkan aurat yang seyoqyanya dijaga ketat. Lebih-lebih --maaf—jika warna kulit pantatnya tidak semulus wajahnya, bagai langit dan bumi karena kalah perawatan. Ah, malu sekali rasanya! Niat awal ingin berbusana masa kini tetapi malah bikin keki.
Dengan berbusana yang menutup rapat pantat, selain sedap di pandang dan tidak mengganggu pengendara roda dua dan empat, pemakainya juga tidak akan mudah terkena masuk angin, yang masuk lewat lubang di sela-sela pantat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar