Bahaya
Pemandangan Pantat
Bagi Pengendara
Roda Dua dan Empat
Sering
kali dalam perjalanan kita menjumpai seorang perempuan yang duduk mengangkang,
membiarkan pemandangan pantatnya terlihat. Baik di jalan raya propinsi maupun
kabupaten, di kota dan desa. Tidak jarang pula pantatnya tanpa dilengkapi
celana dalam, membuat belahan garisnya terlihat gamblang. Sebuah fenomena
sosial yang lagi marak belakangan. Bagi
pengguna jalan raya, khususnya laki-laki, tentulah pemandangan ini mengganggu
konsentrasi dan membahayakan. Bisa-bisa berakibat fatal kecelakaan kalau sampai
dia terlena keasyikan melihat dan membayangkan.
Bapak
polisi sebaiknya memberi tindakan tegas dari menegur sampai menilang kepada
pengendara kendaraan yang memperlihatkan pantat, demi keselamatan bersama.
Jangan hanya di diamkan karena akan menjadi budaya: duduk mengangkang sembari
memamerkan pantat. Juga mengingatkan kalau memilih celana jean jangan pilih
yang sizenya besar. Jangan sampai kelonggaran supaya tidak menganga terbuka
saat dikenakan duduk mengangkang!
Lebih
arif, terutama di Bulan Ramadan ini dan mudik sebentar lagi, seorang
perempuan memakai busana yang
bermartabat dan menghindari mempertontonkan aurat yang seyoqyanya dijaga ketat.
Lebih-lebih --maaf—jika warna kulit
pantatnya tidak semulus wajahnya, bagai langit dan bumi karena kalah perawatan.
Ah, malu sekali rasanya! Niat awal
ingin berbusana masa kini tetapi malah bikin keki.
Dengan
berbusana yang menutup rapat pantat, selain sedap di pandang dan tidak
mengganggu pengendara roda dua dan empat, pemakainya juga tidak akan mudah
terkena masuk angin, yang masuk lewat lubang di sela-sela pantat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar