Jumat, 02 Agustus 2013

Polwan Berjilbab

POLWAN BERJILBAB
Belakangan ini ada wacana seorang Polwan (Polisi wanita) boleh memakai jilbab.  Dalam runing text di kedua tv nasional, TVONE dan Metro Tv, diinfokan bahwa Mabes Polri masih menunggu pendapat tim ahli soal Polwan berjilbab.  Sedangkan Metro Tv mengutif pendapat Ketua PBNU Slamet Efendi Yusuf, memakai jilbab itu soal keyakinan umat beragama Islam.
Yang belum ada tv lain yang memberitakan Polwan di Arab Saudi. Apakah dia berjilbab atau tidak ? Ini penting untuk sekedar bahan perbandingan karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan negara tersebut merupakan tempat lahirnya agama ini.
Semua pendapat yang diminta Mabes Polri sebenarnya sah-sah saja. Hanya saja kalau Polwan dibolehkan memakai kain penutup kepala itu, ia sebaiknya memakai yang tidak semodel jilbab yang dipakai istri teroris, yaitu jilbab bercadar. Bukan tidak suka dengan model seperti itu, melainkan ia menjadi Polwannya umat Islam dan juga umat lainnya.
Jilbabnya cukup seperti karyawan bank, pramugari dan muslimat nu. Agar senyum sapanya membuat teduh orang yang dilayaninya. Sebaliknya bila jilbabnya bercadar, dia akan dikira ‘Polwan yang istrinya teroris’. Akibatnya karena wajahnya tertutup cadar, senyum sapanya tidak bisa dilihat orang yang dilayaninya. Ia lagi tersenyum, cemberut atau mencibir ? Dan parahnya lagi, tim Densus 88 Polri akan salah tangkap nantinya. Menangkap seorang istri teroris untuk dimintai keterangan suaminya, ternyata ia seorang polwan. Hanya gara-gara jilbabnya sama bercadar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar